—– Sudah lebih dari satu tahun wabah pendemi Covid-19 melanda Negeri ini. Waktu yang terbilang sangat lama yang membuat semua sendi kehidupan menjadi berantakan. Hingga kini bahkan terus bertambah jumlah kasus terpapar covid. Bahkan, kita semakin akrab dengan suara sirine ambulans. Bukan tanpa alasan, karena hampir setiap detik telinga ini mendengar suara khas tersebut. Kita yang berada ditempat berbeda hanya bisa berdoa untuk kebaikan semua.
Melihat data resmi dari Pemerintah Pusat hingga Senin 9 Agustus 2021 sebanyak 107.096 jiwa rakyat Indonesia telah meninggal akibat wabah ini. Angka ini dinilai masih tinggi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin salah satu penyebabnya adalah pasien positif yang kondisinya memburuk terlambat dibawa ke rumah sakit. Melihat data ini sesuatu yang sangat menyedihkan dan sangat menyesakan dada.
Saat ini, kegalauan sedang melanda masyarakat, banyak kerabat yang meninggal dan banyak kehilangan mata pencaharian. Juga tidak sedikit yang mengibarkan bendera putih. Dipastikan, kondisi yang terjadi di seluruh penjuru Negeri masih sangat berduka, ada anak yang kehilangan kedua orang tuanya dan kini hidup isolasi mandiri di rumah sendirian, ada juga pasien yang dirawat di tenda darurat dengan serba kekurangan dan banyak kisah sedih lainnya.
Kita sebagai warga negara yang baik tidak perlu tedensi kepada siapapun dan tidak perlu menghardik ataupun memaksa kepada siapapun terhadap situasi yang sekarang serba sulit. Yang terpenting, sebagai pribadi yang baik apa yang bisa diperbuat untuk Negeri tercinta dalam menghadapi wabah ini. Sekecil apapun, yang kita bisa lakukan berikan terbaik untuk kemanfaatan.
Dulu kita dengan semangat berkobar, angkat bambu runcing berhasil mengusir penjajah. Dan kini saaatnya, kita kobarkan semangat kemerdekaan dengan menjadi anak bangsa yang mengabdi.
Kita yang dahulu, bersama – sama berhasil mengusir penjajah. Kini, segenap elemen masyarakat bisa mengambil perannya masing – masing. Dan, memerangi covid merupakan sarana ladang ibadah bagi kita untuk Negeri ini.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sendiri pun mengatakan bahwa penanganan pandemi butuh peran masyarakat bukan hanya tugas dari Pemerintah Pusat.
Memang, kesadaran kita untuk menjalankan protokol kesehatan covid sangatlah berat. Namun demikian, bila kita patuhi kita bisa lewati masa sulit ini.
Dari yang terkecil, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan patuhi peraturan Pemerintah serta stop membuat dan menyebarkan berita hoaks. Ini adalah pribadi yang baik disaat pandemi covid.
Kemudian, optimalkan peran masing – masing, tenaga medis bekerjalah dengan baik layani pasien dengan ramah tanpa memandang dari golongan manapun. Masyarakat yang mau vaksin jangan ditolak hanya tidak cukup persyaratan. Petugas kelurahan salurkan bantuan sosial dengan tepat sasaran, jangan lihat agama yang berbeda atau juga beda suku, bila warga berhak menerima berikan segera bantuan itu.
Kita masih bersyukur, masih ada “Semangat Untuk Bangkit”. Masih ada bagi – bagi bantuan gratis dan vaksin gratis dari sejumlah kalangan yang rela patungan bahkan menggunakan kocek sendiri untuk Indonesia Sehat dan Bangkit.
Kita juga masih punya Posko Covid dari Desa, Kelurahan hingga Kecamatan. Ini berarti harapan ditengah keberagaman bangsa ini masih sangat kuat untuk bangkit dari keterpurukan.
Dengan menjadi pribadi yang baik ditengah pandemi, kita semua yakin Indonesia akan mampu melewati ini semua. Jayalah Indonesia.
Foto: Pelaksanaan Posko PPKM di salah satu Kelurahan di Kabupaten Muara Enim.
Ditulis oleh :
Heru Fachrozi
herufachrozi@gmail.com
081320300634
Berita & Foto : www.ireportase.com
Editor : Heru Fachrozi