“Dengan hadirnya Gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini, yang digagas Pak Gubernur. Menjadi angin segar bagi kami di daerah, yang menjadi cara bagaimana untuk dapat mengejar target angka kemiskinan 1 digit, tentunya target ini selaras dengan Pemerintah Provinsi Sumsel.”
MuaraEnim, beritamuaraenim.com – Tidak bisa dipungkiri bahwa kemiskinan menjadi penyebab munculnya berbagai permasalahan mulai dari masalah sosial, ekonomi hingga pendidikan. Kemiskinan tidak bisa diselesaikan oleh satu pemangku kepentingan saja. Kemiskinan diperlukan keterlibatan semua sektor bidang kegiatan. Kemiskinan bisa dituntaskan dengan adanya gagasan yang harus mendapat dukungan semua pemangku kepentingan, yang menjadi satu kekuatan dalam mendukung pengentasan kemiskinan bernama Pentahelix.
Kehadiran program Gerakan Sumatera Selatan (Sumsel) Mandiri Pangan ini, betul – betul dioptimalisasi di Kabupaten Muara Enim yang menurut Kepala Dinas Tanaman Holtikultura Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muara Enim, Ulil Amri, disela kedinasannya, di Muara Enim, Jumat (7/1/2022), tidak lain untuk pengentasan kemiskinan di Bumi Serasan Sekundang. Tentunya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim tidak melepaskan sinergi dengan Pentahelix, yang berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan baik akademisi, badan usaha, komunitas, dan media.
Seperti diketahui, angka kemiskinan di Kabupaten Muara Enim masih di angka dua digit pada tahun 2020 sebesar 12,32 persen atau 79.270 jiwa, sedangkan kemiskinan ekstrem mencapai 4,44 persen atau 28.540 jiwa. Kemudian, pengentasan kemiskinan di Kabupaten Muara Enim telah tertuang dalam Rencana Pembanungan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muara Enim tahun 2018 – 2023. Dengan adanya Gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini diharapkan bisa membantu mengejar angka kemiskinan 1 (Satu) digit di Kabupaten Muara Enim.
“Dengan hadirnya Gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini, yang digagas Pak Gubernur. Menjadi angin segar bagi kami di daerah, yang menjadi cara bagaimana untuk dapat mengejar target angka kemiskinan 1 digit, tentunya target ini selaras dengan Pemerintah Provinsi Sumsel,” ujarnya.
Ulil mengatakan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (SMP) ini tidak hanya bisa membantu pengentasan kemiskinan semata, lebih dari itu, bahkan mampu menciptakan kemandirian masyarakat yang dimulai dari rumah tangga, dengan mewujudkan ketahana pangan dan gizi keluarga, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
Gerak cepat dilakukan Pemkab Muara Enim dengan Gerakan SMP ini dengan langsung membantu masyarakat dari Rumah Tangga Miskin (RTM) di Desa Lambur, Kecamatan Panang Enim, pada Kamis 2 Desember 2021, saat Launching Virtual Gerakan SMP dengan sinergi bersama Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan dengan membantu masing – masing 20 bungkus komoditi bibit sayuran seperti cabe, tomat, kacang panjang, kangkung, dan bibit buah – buahan duku, durian dan sawo. Sert dibantu benih ikan dalam ember (damber) yaitu ikan lele.
Kemudian pada 11 Desember 2021 di Desa Arimantai Kecamatan Semendo Darat Ulu, kali ini bersinergi dengan Bank Sumsel Babel Muara Enim, terbantulah RTM berupa komiditi sayuran dan ikan lele dengan jumlah sama seperti di Desa Lambur, dan dibantu ternak ayam sebanyak 20 ekor.
Kami sadari, Gerakan SMP ini perlu keterlibatan badan usaha, jadi kedepan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dunia usaha bisa ambil bagian dalam Gerakan SMP di Kabupaten Muara Enim.
Selain itu, Pemkab Muara Enim bersyukur telah memiliki Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan / Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Tahun 2021 yang sangat mendukung skala prioritas wilayah mana saja dengan RTMnya yang layak mendapatkan program Gerakan SMP.
FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis dari hasil analisa data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan. Dimana dengan FSVA Kabupaten menyediakan sarana bagi para pengambil keputusan untuk secara cepat dalam mengindentifikasi daerah yang lebih rentan, sehingga program dari berbagai sektor, seperti pelayanan jasa, pembangunan manusia dan infrastruktur yang berkaitan dengan ketahanan pangan, dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap penghidupan serta ketahanan pangan dan gizi masyarakat di tingkat desa.
Sedangkan indikator yang diambil meliputi luas lahan pertanian terhadap luas wilayah desa, jumlah sarana dan prasarana penyedia pangan terhadap jumlah rumah tangga, tingkat kesejahteraan terendah terhadap jumlah penduduk, desa yang tidak memiliki akses penghubung memadai, jumlah rumah tangga tanpa akses air bersih terhadap jumlah rumah tangga, dan jumlah penduduk desa per tenaga kesehatan terhadap kepadatan penduduk.
Dari 256 Desa dan Kelurahan di Kabupaten Muara Enim tahun 2021 hasil FSVA terdapat wilayah yang masuk desa peringkat terbaik dalam ketahanan pangan dan kerentanan pangan yaitu Desa Cinta Kasih, Kecamatan Belimbing, Desa Datar Lebar, Kecamatan SDU, dan Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul. Lalu, Desa yang masuk prioritas utama untuk dilakukan penanganan karena rentan dalam ketahanan pangan dan kerentanan pangan yaitu Desa Gunung Megang Luar, Kecamatan Gunung Megang, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Muara Belida, dan Desa Teluk Limau, Kecamatan Gelumbang.
Namun demikian, Desa dan Kelurahan lainnya bukan berarti tidak terdapat angka kemiskinan dari RTM.
Dengan FSVA dari hasil kajian lapangan ini, membantu Pemkab Muara Enim memetakan daerah rawan pangan dan rentan kemiskinan. Sehingga, target kedepan bisa optimal dalam Gerakan SMP.
Kedepan, untuk Gerakan SMP akan disinkronkan dengan optimalisasi sawah padi dalam kurun waktu 2022 – 2024. Seperti di Lecah Payeh, Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Muara Belida.
Jadi, dunia usaha bisa ambil bagian pada bidang mana membantu RTM. Bisa dari pembanunan irigasi, bantuan bibit atau lainnya. Terlebih dalam petunjuk pelaksanaannya dunia usaha diminta terlibat. Pemkab Muara Enim sendiri akan terus mengharapkan peran CSR masing – masing perusahaan melalui sistem Zonasi untuk membantu pembanguan di Kabupaten Muara Enim. Sehingga 22 Kecamatan bisa tercapai 1 Desa 1 Gerakan SMP, sedangkan Desa lainnya menyusul.
“Pemkab Muara Enim tidak hanya melepas begitu saja, 22 tenaga penyuluh dilibatkan dengan harapan masyarakat dibina dan didampingi sehingga masyarakat RTM bisa dilepas benar – benar mandiri dan menurun angka kemiskinan,” tutupnya. (BM-09)